Memerangi Malnutrisi dengan Tulang Ikan Sidat

Tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah. Padahal ikan sendiri memiliki kandungan yang kaya akan nutrisi.

Berawal pada tahun 2017, Dr. Dewi bersama rekan dosen lain dari Institut Pertanian Bogor melakukan riset untuk tepung ikan sidat. Setelah diuji lebih lanjut, ternyata tepung ikan sidat ini memiliki kandungan gizi yang bagus.

“Nah kemudian saya mencoba mengambil dari tulang ikan sidat, kepala ikan sidat, dan juga hati ikan sidat ini kita tepungkan dan kemudian kita uji di Lab Saraswanti kandungan-kandungannya.” ujar Dr. Dewi

Tepung ikan sidat inilah yang dijadikan bahan baku dalam pembuatan Anguilla. Menurut Dr. Dewi, kandungan nutrisi pada daging ikan sidat justru lebih sedikit dibandingkan pada tulang, kepala, dan hati. Hal ini yang menjadikan pemanfaatan ikan sidat lebih diprioritaskan pada ketiga bagian itu.

Manfaat dari tepung ikan ini sangat beragam. Salah satu produk Anguilla yaitu Biskuit Status Gizi dapat meningkat tinggi badan berkat nutrisi yang terkandung pada ikan sidat.

“Mengapa dia meningkat tinggi badannya, karena biskuit status gizi ini saya gunakan tepung ikan sidat kemudian ditambah juga tepung ubi Cilembu. Nah tepung ubi Cilembu ini kandungan vitamin A nya tinggi dan itu juga vitamin A kita tau dia sangat bagus sekali dan juga mendorong untuk meningkatkan tinggi badan. Nah di dalam biskuit ini itu ketika saya Uji ternyata kandungan asam aminonya tinggi, utamanya arginin dan lisin. Nah fungsi arginin dan lisin vitamin A itu akan mendorong perut hormon termasuk zinc ya, zinc nya tinggi kalsiumnya tinggi tapi keutamaan ini adalah pada asam amino, arginin, lisin, dan juga kalsium yang sangat tinggi.” sambung Dr. Dewi

Kini Dr. Dewi sudah membuat 13 produk yang terdiri dalam beragam bentuk, ada yang dalam bentuk biskuit, cookies, MPASI (Makanan Pendamping ASI), dan neutracitical.

Dalam pembuatan seluruh produk biskuit, Anguilla bekerjasama dengan JNC Cookies. Dr. Dewi menilai kualitas cookies yang dihadirkan oleh JNC Cookies cukup bagus. Sedangkan untuk produk neutracitical dibuat di Lab Central karena memerlukan alat khusus.

Harga yang ditawarkan semua produk dari Anguilla ini tentu dapat terjangkau masyarakat serta bersaing dengan produk MPASI lainnya. Untuk varian cookies harganya berkisar Rp. 17.000 dan makanan pendamping ASI di harga Rp. 55.000.

Dari segudang manfaat yang hadir dalam ikan sidat, Dr. Dewi sangat menyayangkan ikan yang banyak ditemui di perairan Indonesia ini justru malah lebih dilirik oleh negara lain seperti Jepang dan Korea dibandingkan masyarakat Indonesia sendiri.

“Di Jepang itu masyarakat jepang sangat suka ikan gitu yah yang di didik mulai dari kecil dan bagaimana sekarang orang Jepang yang dulu kate sekarang bisa tinggi-tinggi karena kandungan ikan kan banyak asam aminonya dan itu yang mendorong orang bisa menjadi tinggi.” ucap Dosen Fakultas Kedokteran Unpad ini

Dengan adanya temuan ini, mulai dari sekarang masyarakat dapat mulai membudidayakan ikan sidat karena sesungguhnya masyarakat Jawa Barat ini sudah mengenal ikan sidat dengan sebutan ikan lubang. Sangat disayangkan sekali karena masih jarang ada yang membudidayakan ikan ini.

Dr. Dewi berharap agar pemerintah dapat memfasilitasi untuk dilibatkannya pihak ketiga yang kemudian bersedia berkolaborasi dengan Anguilla. Selain itu, pemerintah diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk mulai membudidayakan ikan ini karena berdasarkan riset-riset yang telah dilakukan, ikan ini memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa sekali. (Den_mahasiswa magang)

Share This

Share This

Share this post with your friends!